Selektif Memilih Rumah Sakit Bermutu, Ibu saya beberapa hari yang lalu sempat dirawat di sebuah rumah sakit swasta di kota Sragen, Jawa Tengah. Ibu Menderita sakit penyumbatan saluran pembuluh darah di otak kiri, sehingga menyebabkan beliau mengalami kesulitan dalam menggerakkan tangan dan kaki yang sebelah kiri.
Sejauh yang saya tahu kemaren, perawatan yang diberikan kepada ibu, sangat minim, ini terlihat dari beberapa kejadian yang saya lihat dan sempat saya tanyakan ke pihak Rumah sakit melalui perawatnya. Sehingga timbulah penilaian saya bahwa Tidak semua Rumah sakit menerapkan standart perawatan yang memadai untuk para pasiennya. Disinilah pentingnya memilih rumah sakit dengan mutu pelayanan prima.
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan untuk memilih Rumah sakit yang bermutu. Saya menuliskan dari sudut kaca mata awam, karena saya bukan orang medis. Karena dari hal sederhana ini, akan membantu untuk cepat atau lambatnya penyembuhan penyakit, atau bisa menjadikan penyakit yang diderita pasien bertambah parah. Beberapa hal yang menjadi catatan.
1. Standart Pelayanan
Saat pasien masuk kesebuah rumah sakit, entah itu melalui UGD, ataupun PoliUmum, apasaja tindakan standart yang dilakukan, minimal adalah pengukuran tekanan darah atau tensi, pengukuran suhu tubuh, grafik detak jantung, atau pemeriksaan ECG, pengukuran tingkat oksigen dalam darah, semakin detil pemeriksaan akan semakin membantu pasien untuk memperoleh kesembuhan.
2. Hal sederhana, terkait Rawat Inap atau biasa di sebut Opname.
A. Memandikan pasien, pastikan rumah sakit yang anda pilih, ada fasilitas memandikan pasien, ini adalah hal sederhana yang membawa dampak kesembuhan terutama bagi pasien yang kondisi fisiknya lemah.
B. Untuk pasien dengan kondisi fisik lemah, sulit untuk buang air kecil, perlu pemasangan kateter, supaya pasien tidak diributkan dengan urusan buang air kecil.
C. Maukah Perawat rumah sakit itu, membantu saat pasien lemah fisik ingin BAB, ini menjadi catatan saya, karena pasien dengan kondisi fisik lemah, sangat membutuhkan bantuan ini.
Dari beberapa hal sederhana di atas di tambah dengan dokter yang memberi keterangan kepada saya dengan nada yang tinggi, semakin membulatkan tekad saya untuk secepatnya pergi dari rumah sakit di sragen. Saya bicarakan dengan keluarga, melalui telepon conference, karena tempat anggota keluarga yang berjauhan, kebetulan saya jaga sendiri, diputuskan ibu dibawa ke Rumah sakit di Surabaya. Nanti akan saya tuliskan juga bagaimana tahapan untuk pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya. Dari Rumah sakit Sragen ke Rumah sakit di Surabaya.
Intinya disini, pilihlah rumah sakit bermutu yang memiliki perawat yang benar benar perhatian dan care kepada pasien. Demi kesembuhan pasien yang lebih cepat.